[Best Practices] Mewujudkan Sekolah Linumeratif Bersama Paguyuban Kelas di Gugus 1 Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat

Paguyuban merupakan bentuk kelompok sosial yang ada di masyarakat yang mempunyai ikatan darah dan hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sehingga di antara anggotanya memiliki rasa saling memiliki dengan anggota yang lainnya dan mempunyai suatu tujuan yang mulia dan berguna bagi anggota-anggotanya dan orang banyak. Paguyuban orang tua siswa di kelas merupakan perkumpulan orang tua atau wali siswa untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Paguyuban orang tua siswa pada setiap kelas dibentuk mempunyai tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru atau wali kelas dengan orang tua siswa di sekolah dasar.

Paguyuban kelas merupakan perkumpulan orang tua siswa dalam suatu kelas yang bertujuan untuk membangun dan menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi, kepedulian dan tanggung jawab orang tua dengan pemberian saran dan masukan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu paguyuban kelas juga bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara guru atau wali kelas dengan orang tua dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dasar.

INOVASI untuk Anak Sekolah Indonesia dalam program kemitraan dengan Edukasi 101 telah mendorong sekolah-sekolah mitra untuk dapat membentuk paguyuban kelas pada saat beberapa kepala sekolah pengawas dan guru-guru kelas rendah mengikuti pelatihan Linumeratif Modul 2 di Gugus 1 Brang Rea tepatnya di SD Negeri Desa Beru. Dalam pelatihan tersebut terdapat 6 Sekolah sasaran dengan 5 SD Negeri dan 1 Madrasah Ibtidaiyah. Kesemuanya telah menjalankan apa yang menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah mengikuti pelatihan Kepala Sekolah terkait manajerial dan kepengawasan selama 1 hari pada tanggal 24 Januari 2019. Kendati belum mendapatkan asistensi atau pendampingan semua sekolah sasaran sudah berbenah membenahi sekolah pasca terjadi gempa pada Agustus 2018.

Kegiatan Paguyuban Kelas di SD Negeri Desa Beru

SD Negeri Desa Beru sebagai salah satu sekolah mitra, telah menampakkan upaya dalam menerapkan apa yang telah didapatkan dalam pelatihan. Bersama guru dan komite sekolah di masing –masing kelas membentuk Paguyuban kelas secara sederhana dan membenahi kelas demi kemajuan pendidikan anak bangsa. Dengan koordinasi dan pendekatan yang baik tentu akan memberi hasil yang baik pula. Rasa antusiasme untuk turut ambil bagian di antara seluruh orang tua muncul dari hati masing-masing. Selaku SD Inti tentu hal ini patut menjadi teladan bagi SD imbasnya untuk dapat dicontoh dan memberdayakan orang tuanya di masing-masing sekolah imbas.

Kegiatan Paguyuban Kelas di SD Negeri Sapugara

SD Negeri Sapugara juga tak kalah dalam hal ini juga telah membentuk paguyuban kelas dari kelas 1 – 6. Sekolah tersebut telah menata kelas, pojok baca dan memiliki gerakan literasi tersendiri yakni Sapugara KUAT (Sapugara Kreatif, Unggul dan literAT) dengan program kerja literasi tersendiri. Kendati menjadi sekolah imbas, sekolah ini telah sering menjadi sasaran visitasi dan beberapa kunjungan lainnya. Beberapa kelas yang masih belajar dalam Ruang Kelas Belajar Sementara (RKBS) tidak menyurutkan semangatnya untuk berbuat semaksimal mungkin. Dukungan moril orang tua sangat kuat ditambah lagi dengan kepala sekolahnya yang sangat energik dan guru yang masih muda dan masih haus akan dedikasi yang tinggi.

Kegiatan Paguyuban Kelas di SD Negeri Kejawat

Salah satu sekolah imbas di Gugus 1 Brang Rea yang terlibat dalam penerapan paguyuban kelas adalah SD Negeri Kejawat. Sekolah yang menjalankan program inklusi ini sangat luar biasa gerakannya. Kendati merupakan sekolah memiliki jumlah siswa paling sedikit se-Kecamatan Brang Rea juga terdapat sekitar 30% siswa yang inklusi dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Berangkat dari niat yang baik dan tulis serta komitmen yang kuat untuk memperbaiki sekolah, seluruh elemen bergerak secara holistik membentuk paguyuban dari kelas 1 – 6.

Kegiatan Paguyuban Kelas di SD Negeri Seminar

Ruang Kelas Belajar Sementara (RKBS) bukanlah halangan buat SD Negeri Seminar. Di sekolahnya hanya tersisa 2 ruangan saja, selebihnya rata oleh tanah dan sedang mendapat penanganan perbaikan dari PUPR pasca gempa 7 SR kemarin di bumi Pariri Lema Bariri. Mengumpulkan para wali murid yang sedang disibukkan oleh panen padinya juga bukan sesuatu yang mudah. Namun, dengan dukungan semua guru dan komite sekolah akhirnya pembentukan paguyuban kelas 1 – 6 terlaksana dengan baik. Suatu awal yang baik, semoga dapat membuahkan hasil baik pula dengan itikad dan tekat yang sungguh serta ikhlas disertai sikap jujur seperti Jargon Kabupaten Sumbawa Barat, Ikhlas Jujur dan Sungguh-sungguh (IJS) dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Kegiatan Paguyuban Kelas MI Himmatul Ummah

Salah satu Madrasah di bawah kewenangan Kementerian Agama yang menjadi sekolah sasaran di Gugus 1 Brang Rea adalah Madrasah Ibtidaiyah Himmatul Ummah Sapugara. Madrasah ini juga telah merealisasikan RTL-nya baik dengan melakukan sosialisasi hasil pelatihan Linumeratif Modul 2 dan pembentukan Paguyuban kelas di kelas rendah. Madrasah ini sangat menjaga komitmennya untuk melakukan perbaikan di segala lini dengan menerapkan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) sebagai pesan yang tertanam kuat tatkala mengikuti pelatihan Linumeratif Modul 2.

Kegiatan Paguyuban Kelas SD Negeri Bree

Beda halnya dengan SD Negeri Bree, bak orang bijak mengatakan ”Diam-diam Menghanyutkan”. Meski tidak terlalu banyak memberikan update kepada pendamping, ternyata sekolah ini juga turut berpartisipasi dalam menata kelas dan membentuk paguyuban kelas. Meski menjelang masa pensiun, Kepala Sekolahnya, Hj. Masuji, S.Pd. tetap bersikeras untuk merubah kelas dengan pola yang telah diterima sewaktu pelatihan Linumeratif Modul 2. Sebanyak 3 ruang kelas telah rata dengan tanah karena mendapat treatment dari Kementerian PUPR. Meski demikian, hal itu bukanlah halangan yang dapat menghambat implementasi RTL yang telah dibuatnya. Baginya, “Semakin tua harus semakin berkreasi agar ada sesuatu yang dapat dikenang di masa Purna”.

Peran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah dilaksanakan melalui wadah organisasi paguyuban orang tua siswa di sekolah dasar. Paguyuban orang tua siswa merupakan wadah organisasi yang menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua siswa dalam pengembangan sekolah yang anggotanya terdiri dari orang tua atau wali siswa yang setiap kelas berbeda kepengurusannya. Paguyuban orang tua siswa juga bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara guru atau wali kelas dengan orang tua siswa untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Peran dan fungsi dari paguyuban orang tua siswa adalah sebagai mitra sekolah dalam pengembangan sekolah dalam setiap program yang dilaksanakan oleh sekolah. Paguyuban orang tua siswa juga berfungsi untuk menampung aspirasi, ide, tuntutan dari orang tua terhadap proses belajar mengajar di kelas.

Semoga dengan hadirnya program LINUMERATIF (Literasi dan Numerasi Inovatif) dapat memberi arti yang sangat signifikan bagi dunia pendidikan di Bumi Pariri Lema Bariri, Kabupaten Sumbawa Barat khususnya bagi sekolah-sekolah dan madrasah di Gugus 1 Brang Rea. Partisipasi masyarakat merupakan prasyarat penting bagi peningkatan mutu sekolah. Kerangka pikir pemberdayaan masyarakat pendidikan diantaranya melibatkan masyarakat dalam menggali sumber dana dan pengembangan sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama segenap komponen masyarakat tanpa membedakan antara yang satu dengan lainnya. Salam LINUMERATIF!

Tentang Inovasi

INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa – khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, INOVASI menjalin kemitraan dengan 12 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program pendidikan senilai AUD$ 49 juta ini, berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), implementasi program INOVASI dilakukan di enam kabupaten yaitu Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima. Pencanangan program INOVASI di Provinsi NTB dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2016 melalui penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah Provinsi NTB, yaitu oleh Gubernur NTB, Dr. TGB Zainul Majdi, dengan Kemendikbud, yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Ir. Totok Suprayitno, Ph.D. Komitmen Pemerintah Provinsi NTB tersebut juga diperkokoh melalui penandatanganan MoU pada tanggal 11 Oktober 2016 dengan masing-masing Pemerintah Kabupaten yang menjadi mitra program INOVASI. Berbagai program rintisan (pilot) dilaksanakan di enam kabupaten mitra tersebut yang menyasar kondisi pendidikan sesuai dengan konteks setempat.

Tulisan Praktik Baik ini disusun oleh Ilham, S.Pd.SD yang merupakan Master Trainer PT Edukasi Satu Nol Satu dan Fasilitator Daerah Program Linumeratif di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

× How can I help you?