Teknologi kecerdasan buatan atau AI berkembang sangat cepat dan mulai digunakan dalam berbagai aspek pendidikan. Contohnya adalah pembelajaran adaptif, analitik pembelajaran, dan asisten belajar berbasis AI. Teknologi ini membuka banyak peluang, tetapi juga membawa tantangan seperti risiko bias algoritma dan keamanan data. Untuk membantu guru beradaptasi, UNESCO membuat AI Competency Framework for Teachers. Kerangka ini membantu guru memahami cara kerja AI, memanfaatkannya dengan bijak, serta mengatasi tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar.
Apa Itu AI Competency Framework for Teachers?
AI Competency Framework merupakan panduan yang berisi kemampuan yang perlu dimiliki guru di era AI. Panduan ini mencakup:
- Pengetahuan dasar tentang apa itu AI dan bagaimana AI bekerja.
- Keterampilan menggunakan alat atau aplikasi berbasis AI dalam pembelajaran.
- Nilai dan prinsip etika agar pemanfaatan AI tetap aman, adil, dan berfokus pada peserta didik.
Kerangka ini bisa digunakan oleh guru, sekolah, pembuat kurikulum, serta lembaga pendidikan guru untuk merancang pelatihan yang sesuai kebutuhan.
Lima Dimensi Kompetensi Utama
UNESCO menyusun kerangka kompetensi ini dalam lima dimensi berikut.
a. Berpikir Berpusat pada Manusia dalam Penggunaan AI
Guru memahami bahwa teknologi harus digunakan untuk membantu manusia, bukan menggantikan peran guru. Peserta didik tetap menjadi pusat dari proses belajar.
b. Memahami Dasar-Dasar AI
Guru menguasai istilah dasar, konsep, cara kerja AI, peluang pemanfaatannya, serta risiko yang mungkin muncul.
c. Menggunakan Alat AI dalam Pembelajaran
Guru dapat memilih dan menggunakan berbagai aplikasi AI yang mendukung proses belajar, seperti sistem pembelajaran adaptif atau alat analitik.
d. Menggunakan AI untuk Pengembangan Profesional Guru
AI tidak hanya untuk murid, tetapi juga membantu guru berkembang. Misalnya melalui saran pembelajaran, refleksi otomatis, atau komunitas digital berbasis AI.
e. Etika Data dan AI
Guru memahami pentingnya menjaga privasi data, menghindari bias sistem, serta memastikan penggunaan AI yang aman dan bertanggung jawab.
Tiga Tingkatan Perkembangan Kompetensi
UNESCO membuat tiga jenjang untuk menggambarkan perkembangan kemampuan guru.
- Acquire (Memperoleh)
Guru mengenal konsep dasar dan mulai memahami bagaimana AI digunakan dalam pendidikan. - Deepen (Memperdalam)
Guru dapat menganalisis, mengevaluasi, dan mulai menerapkan teknologi AI secara lebih kritis dalam pembelajaran. - Create (Mencipta)
Guru mampu berinovasi dengan merancang pendekatan pembelajaran baru yang memanfaatkan AI secara kreatif dan aman.
Kerangka ini membantu guru mengetahui posisi mereka saat ini dan langkah apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi.
Mengapa Kerangka Ini Penting untuk Masa Depan Pendidikan?
Kerangka UNESCO ini penting karena memberikan panduan jelas bagi guru untuk menggunakan AI secara tepat. Beberapa manfaat dari kerangka ini antara lain:
- Guru dapat memahami dan mengarahkan penggunaan AI, bukan sekadar menggunakannya.
- Program pelatihan guru dapat menjadi lebih terstruktur dan terstandarisasi.
- Sekolah dapat meminimalkan risiko penggunaan AI yang tidak aman.
- Peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih personal, menarik, dan sesuai kebutuhan masa depan.
Penutup: Guru sebagai Pemimpin Transformasi Pendidikan Berbasis AI
AI Competency Framework for Teachers membantu guru menjadi pemimpin pembelajaran di era digital. Dengan memahami dan menguasai kompetensi AI, guru dapat memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkuat pembelajaran dan tetap menjaga nilai kemanusiaan.
Kerangka ini mengajak semua guru untuk mulai belajar, mencoba, dan memahami AI agar pendidikan di masa depan menjadi lebih inklusif, efektif, dan relevan bagi generasi berikutnya.
